MENGENAL MAKANAN SUMBER PROTEIN

Protein merupakan salah satu zat gizi yang sangat penting. Protein merupakan komponen yang ada di setiap jenis sel tubuh manusia. Dampak buruk kekurangan protein antara lain :

1). Pada bayi dan anak-anak :

  • Pertumbuhan otak terhambat
  • Pertumbuhan fisik terhambat
  • Daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi rendah
  • Daya terima terhadap pelajaran rendah atau tidak optimal.

2). Pada orang dewasa :

  • Produktivitas dan stamina rendah
  • Daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi rendah
  • Mempercepat terjadinya penurunan fungsi-fungsi tubuh (degeneratif).

Umumnya manusia memperoleh sumber protein dari asupan makanan yaitu :

1. Sumber Protein Teoritis.

Jika masyarakat ditanya "apa saja sumber protein ?" maka banyak masyarakat yang akan menyebutkan susu, daging, ikan, telur, tahu, tempe. Bahan makanan tersebut memang mempunyai kadar protein yang cukup tinggi, lebih dari 12 %. Namun berapa banyak bahan makanan sumber protein tersebut dikonsumsi oleh masyarakat? Kalau ditanya, berapa banyak susu atau daging atau ikan atau telur atau tahu atau tempe yang dikonsumsi orang setiap orang per hari?. Mungkin banyak yang menjawab : tidak banyak atau sedikit atau jarang atau kadang-kadang. Bahkan banyak diantara masyarakat yang makan sumber protein tersebut hanya kalau ada pesta, hanya kalau ada tamu, hanya kalau baru gajian, dan sebagainya. Barangkali yang relatif lebih banyak dikonsumsi adalah tahu atau tempe.
Jadi Banyak x Sedikit = Sedikit. Artinya, sumber protein yang kadarnya tinggi jika hanya sedikit saja yang dimakan tentu asupan protein hanya sedikit.

2. Sumber Protein Realistis.

Jaman dulu PNS (sekarang ASN) mendapat jatah beras 10 kg per orang (anggota keluarga tertanggung) per bulan. Jatah tersebut didasarkan pada perhitungan bahwa konsumsi beras per orang perhari antara 300 g s/d 350 g. Kadar protein beras adalah 7 %, jadi jika seseorang memakan nasi setara beras 300 - 350 g akan mendapat asupan protein 21 g     s/d 24 g per hari, hampir separuh kebutuhan protein per kapita per hari. Jika ditanya seberapa seringkah makan nasi, maka sebagian besar masyarakat Indonesia akan menjawab: “setiap hari”.
Jadi Sedikit x Banyak = Banyak. Artinya, meskipun kadar protein beras tidak tinggi tetapi kalau dimakan setiap hari dalam jumlah yang banyak tentu akan memberikan asupan protein yang banyak.

3. Sumber Protein Ideal. 

Kadar protein beras tidak tinggi tetapi mengandung 8 asam amino esensial. Namun ada salah satu asam amino esensial yang jumlahnya sangat sedikit, yaitu LISIN. Dilain pihak, tempe dan tahu mengandung 8 asam amino esensial dengan kadar lisin yang tinggi tetapi salah satu asam aminonya cuma sedikit jumlahnya yaitu METIONIN. Oleh karena, jika nasi dimakan dengan tempe, tahu, atau ikan maka kualitas proteinnya akan sempurna (saling melengkapi kekurangan) seperti halnya susu atau daging.

SARAN:


  1. Bagi orang/keluarga yang mempunyai daya beli tinggi (mampu) tidak ada salahnya untuk mengonsumsi sumber protein yang mahal, misalnya susu, daging, telur, seafood dan lain-lain. 
  2. Bagi orang/keluarga yang mempunyai daya beli sangat terbatas dapat mengonsumsi protein yang mutunya setara susu atau daging tetapi murah harganya yaitu nasi + tempe/tahu/ikan.
  3. Nasi + tempe/tahu/ikan dapat digunakan sebagai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan menjadi makanan utama balita setelah disapih karena bayi dan balita sangat membutuhkan asupan protein bermutu tinggi untuk mendukung proses tumbuh-kembang yang optimal.

Author
Drs. Djoko Sutopo, MS

Komentar